. 02 Agustus 2008
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Sunduquna Juyubuna

Ketika kantor Dewan Pimpinan Pusat Ikhwanul Muslimin di Hilmiyah Al Jadidah semarak dengan berbagai macam program dan aktivitas, kantor yang tidak berapa luas itu jadi terasa sempit. Beberapa ikhwan berpikir untuk mencari lokasi dan tempat lain yang lebihluas, guna membantu kelancaran semua kegiatan dan program jamaah.

Di sela-sela rencana itu, pandangan beberapa Ikhwan tertuju pada sebuah bangunan vila yang berhadapan dengan kantor pusat Ikhwanul Muslimin. Vila itu dikelilingi halaman yang luas. Beberapa Ikhwan kemudian menyampaikan hal itu kepada Imam Asy-Syahid. Beliaupun mengutus beberapa Ikhwan untuk bernegosiasi dengan pemilik bangunan tersebut. Akhirnya, tercapai kata sepakat vila itu akan dijual dengan harga 10.000 Junaih. Padahal, waktu itu kas yang dimiliki Ikhwan hanya 500 Junaih. Beliau kemudian menandatangani perjanjian awal dengan memberikan pembayaran di muka sebesar uang yang ada saat itu.



Maktab Irsyad Ikhwan khawatr jika Ikhwan tidakmampu melunasi sisa uang yang harus dibayar. Apalagi ditambah dengan biaya renovasi dan perbaikan. Mereka khawatir akan kejahatan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam, bahwa Ikhwanul Muslimin menerima dana bantuan dari luar. Oleh karena itu, wajib diketahui bersama dari sekarang, bagaimana mendapatkan uang yang tidak kurang dair lima belas ribu Junaih itu.

Imam Asy-Syahid segera menenangkan semua Ikhwan yang ada dengan berkata,
“Saya akan mengiklankan di majalah Ikhwan tentang pembelian kantor untuk jamaah, dengan memasang gambar kantor tersebut dan meminta solidaritas dari anggota Ikhwan. Saya amat berharap mereka bisa menutupi kekurangan yang ada pada bulan pertama, kedua, atau, ketiga. Saya memberikan kesempatan ini kepada anggota Ikhwan hingga akhir Desember 1944 M.

Bila ternyata bantuan yang dikumpulkan anggota Ikhwan tidak cukup untuk membayar kekurangan yang ada sebelum batas akhir pembayaran, ketahuilah bahwasanya saya hafal nama-nama Ikhwan lebih dari dua puluh ribu nama. Saya akan mengirimkan kepada setiap akh satu surat melalui pos yang isinya meminta kepada mereka menyumbangkan satu junaih untuk pembayaran vila yang dibeli Ikhwan. Saya yakin ini adalah selemah-lemahnya iman.”

0 komentar: